Askep Efusi Pleura
Anwark Xgoldaria, S. Kep |
Blog Katumbu akan mencoba menshare sedikit tentang askep efusi pleura dimana sebelumnya telah diposting tentang konsep medis efusi pleura. Langsung saja kita akan melakukan pengkajian pada pasien dengan efusi pleura. Askep ini disusun berdasarkan teori bukan keadaan nyata dilapangan.
A. Pengkajian
1. Pemeriksaan Persistem
a) Sistem Kardiovakuler
Hipotensi, nadi meningkat, suhu kadang-kadang meningkat.
b) Sistem Pernapasan
Dari sistem ini pengkajian yang perlu dilakukan yang berhubungan dengan efusi pleura adalah dispnea, takipnea, batuk, fokal fremiktus melemah, dinding dada lebih cembung pada sisi yang berisi cairan.
Hipotensi, nadi meningkat, suhu kadang-kadang meningkat.
b) Sistem Pernapasan
Dari sistem ini pengkajian yang perlu dilakukan yang berhubungan dengan efusi pleura adalah dispnea, takipnea, batuk, fokal fremiktus melemah, dinding dada lebih cembung pada sisi yang berisi cairan.
c) Sistem Pencernaan
Pada klien dengan efusi pleura biasanya ditemukan kehilangan nafsu makan, mual muntah, hiperaktif bunyi usus.
e) Sistem Muskuloskeletal
Kelemahan fisik, lebih senang baring pada arah yang berisi cairan.
f) Sistem Integumen
Kulit kering, suhu kulit meningkat, turgor buruk.
2. Pola Aktivitas Sehari-hari
Yang perlu dikaji dalam kegiatan sehari-hari adalah:
- Personal hygiene : Karena adanya penurunan kemampuan atau peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari.
- Nutrisi : Terjadi perubahan dan adanya masalah dalam memenuhi kebutuhan nutrisi karena rasa sesak dan kurang nafsu makan.
- Eliminasi : Tidak ada masalah.
- Aktivitas dan olahraga : Pada klien dengan efusi pleura terjadi kelelahan, kelemahan, malaise, ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernapas, mudah lelah ataupun intoleran terhadap aktivitas. Tidak dapat melakukan olahraga karena sesak nyeri akibat tindakan pemasangan WSD.
- Istirahat dan tidur : Terjadi kesulitan tidur pada malam hari karena batuk, sesak, nyeri, demam dan berkeringat.
3. Data Psikologis
- Status emosi dapat dijumpai ketidakstabilan emosi klien menghadapi penyakitnya.
- Konsep diri : perubahan dalam konsep diri karena ketakutan akan penyakitnya, pandangan negatif terhadap dirinya, perubahan peran akibat adanya ketergantungan
- Pola koping : hal apa saja yang dilakukan klien dalam mengatasi masalahnya adalah tindakan yang maladaptif dan kepada siapa klien meminta bantuan atau menceritakan apabila ada masalah.
4. Data Sosial
Terjadi perilaku menarik diri dari interaksi sosial akibat adanya ketidakmampuan untuk berkomunikasi.
5. Data Spiritual
Kesulitan untuk melakukan kewajiban sebagai umat beragama karena penyakitnya dan aktivitas yang terbatas.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Doenges dkk (2002) pemeriksaan diagnostik terdiri atas:
- Sinar X dada dapat menyatakan hiperinflasi paru-paru, mendatarkan diafragma, peningkatan area udara retrosternal.
- Tes Fungsi Paru dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea, untuk menentukan apakah fungsi abnormal adalah obstruksi atau retraksi.
- GDA memperkirakan progresi proses penyakit kronis.
- Kimia darah untuk meyakinkan defisiensi dan diagnosa emfisema primer.
- Sputum kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen, pemeriksaan sitolitik untuk mengetahui keganasan atau gangguan alergi.
- EKG Deviasi aksis kanan, peninggian gelombang P, disritmia atrial, peninggian gelombang P lead I, III, AVf, aksis ventrikel QRS.
7. Perawatan dan Pengobatan
Penatalaksanaan pada penyakit tuberkulosis paru yaitu pemberian diit TKTP, pemasangan WSD.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Doenges dkk (2002), diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan efusi pleura adalah:
- Nyeri berhubungan dengan adanya tindakan pembedahan (WSD).
- Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dan akumulasi secret pada saluran pernapasan.
- Kebutuhan pemenuhan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
- Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan berhubungan dengan salah interpretasi informasi keterbatasan kognitif, informasi yang tidak adekuat / tidak lengkap informasi yang ada.
C. Perencanaan
Berhubung perencanaannya dalam bentuk tabel maka saya tidak mengikutsertakannya dalam postingan ini.
Langsung saja anda download Disini
nice job...
BalasHapusmampir sejenak kemari kawan. ^_^
BalasHapusblognya bagus pak
BalasHapus