Konsep Medis Tuberkulosis
Definisi
Tuberculosis adalah penyakit
infeksi saluran nafas bawah yang di sebabkan oleh mycobacterium tuberculosis
yang biasanya di tularkan melalui inhalasi percikan ludah (droplet), orang ke
orang dan mengkolonisasi bronkiolus atau alveolus (Corwin, 2001).
Tuberculosis adalah infeksi
bakteri kronik yang disebabkan oleh
mycobakterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada
jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitifitas yang diperantarai sel yang
terjadi di paru-paru tetapi dapat mengenai organ lain (Harrison, 2000).
Tuberculosis adalah infeksi
penyakit menular yang disebabkan oleh mycobakterium tuberculosis, suatu basil
tahan asam, yang ditularkan melalui udara (Asih, 2003).
Dari beberapa defenisi di
atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan tuberculosis adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh mycobakterium tuberculosis yang terjadi di
paru-paru tetapi dapat mengenai organ lain dan menyebar melalui udara dengan
gejala yang sangat bervariasi.
Etiologi
Penyebab penyakit tuberculosis
paru adalah mycobakterium tuberculosis, basilus tuberkel yang merupakan satu
diantara lebih dari 30 anggota genus mycobakterium (Harrison, 2000).
Patofisiologi
Infeksi Primer: Infeksi terjadi saat
seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC. Droplet yang terhirup sangat
kecil ukurannya sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkhus
dan terus berjalan hingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi
dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan di
paru-paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar limfe di sekitar
hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya
infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk
dan besarnya respon daya tahan tubuh. Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh
tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC.
Infeksi Sekunder: Tuberculosis pasca primer
biasanya terjadi beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya
karena daya tahan tubuh menurun atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari
tuberculosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya
kavitas atau efusi pleura (Depkes RI, 2002) .
Tanda dan Gejala
Keluhan yang dirasakan
penderita tuberculosis paru dapat bermacam-macam atau tanpa keluhan sama
sekali. Adapun gejala yang sering muncul adalah :
- Dahak bercampur darah.
- Batuk darah.
- Sesak napas dan nyeri dada.
- Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam hari, demam meriang lebih dari sebulan (Depkes RI, 2002).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium: Pemeriksaan darah, Pemeriksaan Hb, Pemeriksaan leukosit, Pemeriksaan LED, Pemeriksaan sputum, untuk mengetahui atau memastikan ada tidaknya kuman
BTA dalam sputum, Tes tuberculin, untuk
mengetahui apakah seseorang sudah terinfeksi kuman atau belum.
Pemeriksaan radiologi: Bayang lesi yang terletak di daerah apeks paru, pada
segemen atas atau pada segmen apical lobus bawah, Adanya gambaran atau bercak-bercak dengan batas yang tidak tegas.
Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan
tuberculosis paru adalah menyembuhkan penderita dan mencegah kekambuhan,
mencegah kematian dan menurunkan tingkat penularan (Depkes RI, 2002).
Jenis obat
Aktivitas obat terdapat dua
macam sifat atau aktivitas obat yaitu bakterisid seperti Isoniazid (H),
Rifampisin (R), Piraniazid (Z), Streptomisin (S) dan bakteriostatik seperti
etambutol.
Dosis obat
Isoniazid (H): Dikenal dengan INH, dapat
membunuh 90% populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan,
obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan
metabolik aktif yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis harian
yang dianjurkan 5 mg/kg BB
Rifampisin (R): Membunuh kuman yang tidak
bisa dibunuh oleh INH. Dosis 10 mg/kgBB diberikan sama
untuk pengobatan harian atau intermiten 3 kali seminggu.
Pirazinamid (Z): Dapat membunuh kuman yang
berada dalam sel dengan suasana asam, dosis harian yang
dianjurkan 25 mg/kgBB, untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu
diberikan dengan dosis 35 mg/kgBB.
Streptomisin (S): Dosis harian yang dianjurkan
15 mg/kgBB, untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yang
sama.
Etambutol (E): Dosis harian yang dianjurkan
15 mg/kgBB sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan
dosis 30 mg/kgBB.
Prinsip Pengobatan: Obat TBC diberikan dalam
bentuk kombinasi dari beberapa jenis dalam jumlah yang cukup dosis tetap selama
6 sampai 8 bulan, supaya semua kuman (termasuk kuman persistem) dapat dibunuh.
Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal.
Apabila paduan obat tidak adekuat (jenis, dosis, dan jangka waktu pengobatan)
kuman TBC akan berkembang menjadi kuman kebal obat (resisten). Untuk menjamin
kepatuhan penderita menelan obat, perlu dilakukan dengan pengawasan langsung
(DOT = direcly observer treatment) oleh seorang pengawas menelan obat.
Pengobatan TBC diberikan
dalam 2 tahap:
- Tahap intensif: Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OAT, terutama rifampisin. Bila pengobatan tahap ini diberikan secara tepat, biasanya penderita menular tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu dan sebagian besar penderita TBC BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) pada akhir pengobatan konversi.
- Tahap lanjutan: Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka waktu yang lama (Depkes RI, 2002).
Obat ini diberikan untuk :
- Penderita kambuh (relaps).
- Penderita gagal.
- Penderita dengan pengobatan setelah lalai.
Komplikasi
- Hemoptoe.
- TB Larings
- Pleuritis eksudatif
- Pneumotoraks
- Abses paru
- Empiema
wah nice share... ane bisa belajar ilmu kesehatan gratis disini... thanks 4 share gan....
BalasHapussama. saya juga jadi belajar dah :D
HapusSalam kenal Sahabat satu lagi blog Askep, bisa belajar kesehatan dan penyakit gratis terimakasih
BalasHapusane liat tanda tandanya aja dah, yang lain kurang ngerti. ou.. kalau dahak bercampur darah itu musti hati hati TBC ya. ok, tennkyu.
BalasHapuspokok ee yang batu2 lama itu hati2..
Hapus