Konsep Medis Ca. Mammae (Kanker Payudara)
Students |
Pengertian
Ca. Mammae adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit (Erik, 2005, p. 39-40).
Etiologi (Penyebab)
Saat ini belum ditemukan data yang pasti yang menjadi faktor penyebab utama penyakit ca mammae. Sampai saat ini terjadinya ca mammae diduga akibat interaksi yang rumit dari banyak faktor seperti faktor genetika, lingkungan, dan hormonal yaitu kadar hormon estrogen dalam tubuh yang berlebihan. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara. Ada beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya ca mammae yaitu :
- Riwayat keluarga: Wanita yang memiliki riwayat keluarga ada yang menderita ca mammae seperti pada ibu, saudara perempuan, atau adik/kakak memiliki resiko terkena ca mammae 2 hingga 3 kali lebih tinggi.
- Hormon : Haid pertama (menarche) sebelum umur 10 tahun, mati haid (menopause) setelah umur 55 tahun, tidak menikah atau tidak pernah melahirkan anak, melahirkan anak setelah umur 35 tahun dan tidak pernah menyusui anak.
- Umur: Wanita berumur >30 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar mendapat kanker payudara dan kemungkinan tersebut bertambah setelah menopause.
- Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma/benturan, operasi payudara akibat tumor jinak atau tumor ganas kontralateral.
- Wanita yang mendapat radiasi sebelumnya pada payudara atau dinding dada.
- Peningkatan berat badan yang signifikan pada usia dewasa.
- Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium resikonya 3 hingga 4 kali lebih tinggi.
- Lama menggunakan kontrasepsi oral
- Pola konsumsi makanan berlemak
- Kurangnya aktivitas fisik (Iman, 2010, p.18).
Patofisiologi
Ca mammae, sama seperti keganasan lainnya penyebab dari keganasan ini merupakan multifaktoral baik lingkungan maupun faktor herediter, diantaranya adanya lesi pada DNA menyebabkan mutasi genetik, mutasi gen ini dapat menyebabkan ca mammae, kegagalan sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan abnormal dari growth factor menyebabkan rangsangan abnormal antara sel stromal dengan sel epitel, adanya defek pada DNA repair genes seperti BRCA1, BRCA2, yang pada prinsipnya meningkatkan aktivitas proliferasi sel serta kelainan yang menurunkan atau menghilangkan regulasi kematian sel (Yuanita, 2010, p.40).
Ca mammae terjadi karena hilangnya kontrol atau proliferasi sel payudara dan apoptosis sehingga sel payudara berpoliferasi secara terus-menerus. Hilangnya fungsi apoptosis menyebabkan ketidakmampuan mendeteksi kerusakan sel akibat kerusakan DNA. Bila terjadi mutasi gen p53 maka fungsi sebagai pendeteksi kerusakan DNA akan hilang, sehingga sel-sel abnormal berpoliferasi terus-menerus. Peningkatan jumlah sel tidak normal ini umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong. Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sel-sel tumor dan racun yang dihasilkan keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh (Yuanita, 2010, p.40).
Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Keganasan kanker payudara ini dengan menyerang sel-sel nomal disekitarnya, terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker akan tumbuh pesat sekali, sehingga payudara penderita akan membesar tidak seperti biasanya (Yuanita, 2010, p.40).
Ca mamae berasal dari epitel saluran dan kelenjar payudara. Pertumbuhan dimulai dari dalam duktus ataupun kelenjar lobulus yang disebut karsinoma noninvasif. Kemudian tumor menerobos ke luar dinding duktus atau kelenjar di daerah lobulus dan invasi ke dalam stroma, yang dikenal dengan nama karsinoma invasif. Penyebaran tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksiler atau supraklavikuler membesar. Ca mammae pertama kali menyebar ke kelenjar aksila regional. Lokasi metastasis paling jauh yaitu tulang, hati, paru, pleura, dan otak (Yuanita, 2010, p.40).
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien dengan kanker payudara yaitu nyeri, benjolan atau penebalan payudara, perubahan kulit pada payudara seperti kulit jeruk dan kemerahan, benjolan kelihatan, kelainan puting susu/areola, keluarnya cairan dari payudara (Smeltzer & Bare, 2002, p. 1589).
Menurut Iman (2010) Stadium pada Carsinoma Mammae yaitu :
Menurut Iman (2010) Stadium pada Carsinoma Mammae yaitu :
- Stadium I: Tumor terbatas pada payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan di bawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm. Kelenjar getah bening regional belum teraba.
- Stadium II: Besar tumor 2,5-5 cm dan sudah ada satu atau beberapa Kelenjar Getah Bening (KGB) aksila yang masih bebas dengan diameter < 2 cm.
- Stadium IIIa: Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tetapi masih bebas di jaringan sekitarnya, KGB aksila masih bebas satu sama lain.
- Stadium IIIb: Tumor sudah meluas ke dalam payudara (5-10 cm) fiksasi pada kulit atau dinding dada, kulit merah, dan ada oedema (>1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi dan atau nodul.
- Stadium IV: Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, dan III), tetapi sudah disertai dengan KGB aksila supra-klavikula dan metastasis jauh lainnya.
Komplikasi
Komplikasi utama dari kanker payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori. Pada kanker payudara stadium lanjut, sering ditemukan penyebaran atau metastase pada tulang. Kanker pada tulang yang disebabkan oleh kanker payudara, tidak sama dengan kanker yang timbulnya memang dari tulang. Hal ini terjadi apabila sel kanker lepas dari tumor utama pada payudara dan masuk kedalam aliran darah. kemudian sel kanker ini tinggal didalam tulang dan mulai membelah diri / menggandakan diri. Yang sering terjadi pada metastase tulang adalah pada tulang belakang, kemudian pada tulang pelvis, pinggang, paha, tulang rusuk. Tulang tengkorak (Smeltzer & Bare, 2002, p. 1589).
Pemeriksaan Penunjang
- Pada kanker payudara dapat dilakukan pemeriksaan :Mammografi yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
- Ultrasonografi biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
- CT. Scan dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
- Pemeriksaan hematologi yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
- Galaktografi yaitu mammogram dengan kontras dilakukan dengan menginjeksikan zat kontras ke dalam aliran duktus.
- Xerodiografi untuk Menyatakan peningkatan sirululasi sekitar sisi tumor.
- Biopsy Payudara untuk memberikan diagnosa defenitif terhadap masa dan berguna untuk klasifikasi histology pentahapan dan seleksi terapi yang tepat.
- Asai Hormon untuk menyatakan apakah sel tumor atau specimen biopsy mengandung reseptor hormon (Michael et al., 2005, p. 15-66).
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan pada kanker payudara dilakukan tindakan mastektomi.
Ca. Mammae berarti jahat juga ya sob,jangan sampe dech.
BalasHapusNice share,thanks ya.
Lebih jahat lagi yg posting suka remas2 mamae...
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus