Pages

Konsep Medis Ileus Obstruktif



Buzzle
Konsep Medis Ileus Obstruksi
Pengertian
Ileus Obstruktif adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal. Obstruksi usus dapat akut atau kronis, parsial atau total (komplit), keperahannya tergantung pada usus yang terkena, derajat dimana lumen tersumbat dan khususnya derajar dimana sirkulasi darah dalam dinding usus terganggu (Price, 2006).
Ileus obstruktif adalah blok saluran usus yang menghambat pasase cairan, flatus, dan makanan, dapat secara mekanis atau fungsional (Monica, 2002).
Ileus obstruktif adalah kerusakan parsial atau komplit ke arah depan dari isi usus. Obstruksi pada ileus sering terjadi karena mempunyai segmen yang paling sempit (Asih, 2004).
Ileus obstruksi adalah keadaan dimana usus terjadi sumbatan mencegah aliran normal dari susu melalui saluran usus yang dapat bersifat parsial atau komplit (Brunner dan Suddarth, 2002).
Abstrak Ileus obstruktif merupakan gangguan pasase usus oleh sebab adanya sumbatan atau obstruksi dan sebab lain yang menyebabkan menyempitnya atau tersumbatnya lumen usus (Patrick, 2006).

Etiologi
Obstruksi mekanik mempengaruhi kekuatan dinding usus. Beberapa penyebap obstruksi usus sebagai berikut :
  1. Adhesi, sebagai perlengketan fibrosa (jaringan ikat) yang abnormal di antara permukaan peritoneum yang berdekatan, baik antar peritoneum viseral maupun antara peritoneum viseral dengan parietal
  2. Hernia, terjebaknya bagian usus pada lubang abnormal.
  3. Karsinoma, tumor yang ada dalam dinding usus meluas ke lumen usus, atau tumor diluar usus mendesak dinding usus.
  4. Massa makanan yang tidak dicerna.
  5. Sekumpulan cacing
  6. Volvulus, terplintir atau memutarnya usus.
  7. Intussusception, masuknya satu segmen usus kedalam usus itu sendiri.
  8. Invaginasi, masuknya satu segmen usus kedalam usus itu sendiri. Lebih sering ditemukan pada anak-anak (Brunner dan Suddarth, 2002).
Patofisiologi
Secara normal 7 – 8 liter cairan kaya elektrolit disekresi oleh usus dan kebanyakan direabsorbsi. Bila usus terrsebut, cairan ini sebagian tertahan dalam usus dan sebagian di eliminasi melalui muntah, yang menyebapkan pengurangan besar dalam volume darah sirkulasi, mengakibatkan hipotensi, syok hipovolemik dan penurunan aliran darah ginjal dan serebral. Karena cairan hilang tetapi sel darah tidak, maka hematokrit dan hemoglobin meningkat, jadi meningkatkan potensial terhadap gangguan oklusif vaskuler seperti trombosis koroner, serebral, dan mesentrika.

Pada awitas obstruksi, cairan dan udara bertumpuk pada bagian proximal sisi yang bermasalah, menyebapkan distensi. Manifestasi terjadi lebih cepat dan tegas pada blog usus halus karena usus halus lebih sempit dan secara normal lebih aktif. Volume besar sekresi dari usus halus menambah distensi. Seksresi  satu-satunya yang bermakna dari usus besar adalah mukus.

Distensi menyebapkan peningkatan sementara pada peristaltik saat usus berusaha untuk mendorong material melalui area tersebut. Dalam beberapa jam peningkatan peristaltik berakhir dan usus menjadi palksis, sehingga mengurangi tekanan dalam lumen dan memperlambat proses yang disebapkan oleh obstruksi. Peningkatan tekanan dalam usus mengurangi kemampuan absorpsinya, peningkatan retensi cairan masih tetap berlanjut. Segera tekanan intraluminal menurunkan aliran balik vena, yang meningkatkan tekanan vena, kongesti, dan kerapuhan pembuluh darah. Proses ini pada waktunya, meningkatkan permiabilitas kapiler dan memungkinkan plasma ekstravasasi kedalam lumen usus ke rongga peritonial. Peningkatan tekanan dalam dinding usus segera memperlambat aliran darah arteri yang menyebapkan nekrosis, dan pada beberapa kasus, toksemia dan peritonitis. Strangulasi usus mengakibatkan penurunan suplai darah arterial. Nekrosis dan perforasi dapat mendorong isi usus kedalam rongga peritonial, menyebapkan peritonitis. Bakteri berpoliferasi kedalam usus yang terstrangulasi dan dapat membentuk endotoksin. Bila endotoksin dilepaskan kerongga peritonial atau sirkulasi sistematik terdapat colaps sirkulasi cepat dengan syok endotoksik, menunjukan laju mortalitas tinggi pada kondisi ini (Monica, 2002)

Tanda dan Gejala
  1. Mual Muntah, pada awal mengandung makanan tak dicerna, selanjutnya muntah air dan mengandung empedu, hitam dan fekal.
  2. Nyeri seperti kram pada perut, disertai kembung, nyerinya bisa berat dan menetap.
  3. Demam sering terjadi, terutama bila dinding usus mengalami perforasi. Perforasi dengan cepat dapat menyebabkan peradangan dan infeksi yang berat serta menyebabkan syok.
  4. Obstipasi dapat terjadi terutama pada obstrusi komplit.
  5. Abdominal distention
  6. Tidak adanya flatus
  7. Obstruksi Usus Besar
  8. Distensi berat
  9. Konstipasi dan obstipasi adalah gambaran umum obstruksi komplet
Komplikasi
  1. Nekrosis Usus
  2. Perforasi Usus
  3. Sepsis
  4. Gangguan Elektrolit
  5. Malnutrisi (Monica , 2002).
Pemeriksaan penunjang
  1. Pemeriksaan radiogram barium untuk mengetahui tempat obstuksi yaitu obstruksi mekanik usus halus ditandai oleh udara dalam ususs halus, tetapi tidak pada colon. Sedangkan obstruksi colon ditandai oleh gasi diseluruh colon, tetapi sedikit atau tidak ada gas dalam usus halus.
  2. Test serum darah akan menunjukan perubahan dari keadaan normal (hemokonsentrasi) ketika terjadi dehidrasi. Akan terdapat penurunan sodium dan potasium dan peningkatan dalam hematokrit, bikarbonat, serum dan nitrogen ureum darah (BUN) (Bruner dan Suddarth, 2002).
Penatalaksanaan medis
  1. Dekompresi usus melalui selang nasogastrik atau selang usus halus untuk memecahkan obstruksi.
  2. Jika usus terobstruksi sempurna, kemungkinan terjadi srangulata maka diperlukan intervensi pembedahan. Tindakan pembedahan tergantung pada penyebap obstruksi. 
Adapun penatalaksanaan bedah abdomen sebagai berikut:
Praoperasi
  • Puasa dan cairan parenteral
  • Selang nasogastrik disambungkan pada penghisap rendah dan intermiten
  • Terapi antibiotik
Pembedahan
Pembedahan untuk memperbaikin formasi dari usus. Salah satu pembedahan yang sering dilakukan adalah operasi laparatomy.
Pengertian laparatomy: Tindakan pembedahan perut sampai dengan membuka selaput perut.
 
Ada 4 tehnik tindakan laparatomy :
  • Midline incision
  • Paramedian yaitu sedikit ke tepi dari garis tengah (2.5 cm), panjang (12,5 cm).
  • Transverse upper abdomen incision yaitu insisi bagian atas, misalnya pembedaha colesistotomy dan splenoktomi.
  • Transverse lower abdomen incision yaitu insisi melintang di bagian bawah 4 cm di atas anterior spinal iliaka, misanya operasi appendectomy.
Indikasi
  1. Trauma abdomen (tumpul dan tajam).
  2. Peritonitis
  3. Perdarahan saluran cerna
Perawatan
Perawatan pada post op laparatomy a/i ileus obstruktif yaitu :
  • Cairan parenteral (terdiri dari NGT)
  • Cairan nasogastrik yang keluar digantikan dengan cairan parentelar
  • Selang nasogastrik disambungkan pada penghisap rendah dan intermitan atau selang sump pada penghisap rendah dan kontinyu.
  • Tentukan larutan irigasi selang nasogastrik
  • Berikan makanan peroral dan semakin tingkatkan dan dari pemberian cairan jernih sampai diet yang teratur sesuai usia.
  • Spirometer intensif
  • Tentukan jenis perawatan luka
  • Tingkatkan dan lepas drain pentose
  • Antibiotik, analgetik dan antipiuretik (Brunner dan Sudarth, 2002).

6 komentar:

  1. dapat nambah wawasan tentang medis di blog super ini :)

    BalasHapus
  2. Lihat gambar diatas, sya lihatnya gigu, soalnya menggelikan gmbrnya.

    BalasHapus
  3. wahh perlu ke dokter nih kalo kita muntah di sertai empedu, hitam dan fekal... bisa2 jadi panjang urusannya

    BalasHapus