Pages

Konsep Medis Tetanus

Konsep Medis Tetanus 

http://katumbu.blogspot.com/2012/08/konsep-medis-tetanus.html
Pengertian
Tetanus adalah penyakit akut yang disebapkan oleh eksotoksin yang dikeluarkan oleh basil tetanus yang hidup secara anaerobic pada luka. Ciri khas dari tetanus adalah adanya kontraksi otot disertai rasa sakit, terutama otot leher kemudiaan diikuti otot-otot seluruh badan .

Tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman Clostridium tetani, bermanifestasi sebagai kejang otot paroksismal, diikuti kekakuan otot seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu tampak pada otot masseter dan otot-otot rangka (Muttaqin, 2009, p. 219).

Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan oleh toksin kuman Clostridium tetani, yang ditandai dengan gejala kekakuan dan kejang otot (Batticaca, 2008, p. 126)

Etiologi
Penyakit tetanus disebabkan oleh toksin kuman Clostridium tetani yang dapat masuk melalui luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar, luka operasi yang tidak dirawat dan tidak dibersihkan dengan baik, caries gigi, pemotongan tali pusat yang tidak steril, dan penjahitan luka robek yang tidak steril. Penginfeksian kuman Clostridium tetani lebih mudah bila klien belum terimunisasi. Bakteri ini berspora, dijumpai pada tinja binatang terutama kuda, juga bisa pada manusia dan juga pada tanah yang terkontaminasi dengan tinja binatang tersebut. Spora ini bisa tahan beberapa bulan bahkan beberapa tahun, jika ia menginfeksi luka seseorang atau bersamaan dengan benda daging atau bakteri lain, ia akan memasuki tubuh penderita tersebut, lalu mengeluarkan toksin yang bernama tetanospasmin (Behrman, 2000, p. 1004).

Patofisiologi
Bentuk spora dalam suasana anaerob dapat berubah menjadi kuman vegetatif yang menghasilkan eksotoksin. Toksin ini menjalar intrakasonal sampai ganglin/simpul saraf dan menyebabkan hilangnya keseimbanngan tonus otot sehingga terjadi kekakuan otot baik lokal maupun mnyeluruh. Bila toksin banyak, selain otot bergaris, otot polos dan saraf otak juga terpengaruh.

Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi ion K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang di luar sel neuron terdapat keadaan sebalikya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel.

Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh :  Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular, Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan. Pada keadaan demam kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10-15 % dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada orang dewasa  sirkulasi otak mencapai 15 % dari seluruh tubuh. Oleh karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan “neurotransmitter” dan terjadi kejang.

Kejang yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin meningkatnya aktifitas otot dan mengakibatkan metabolisme otak meningkat (Batticaca, 2008, p. 126).

Tanda dan Gejala
Masa tunas tetanus berkisar antara 2 – 21 hari, timbulnya gejala klinis biasanya mendadak, didahului oleh ketegangan otot terutama pada rahang dan leher. Kemudian timbul kesukaran membuka mulut (trimus) karena spasme otot mesester. Kejang ini akan berlanjut ke kuduk (epistotonus) dinding perut dan sepanjang tulang belakang. Bila serangan kejang tonik sedang berlangsung, sering tampak risus sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik ke atas, sudut mulut tertarik ke luar dan kebawah, bibir tertekam kuat pada gigi.
Kriteria tetanus dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut :
  1. Derajat I (ringan) : Kasus tanpa disfagia dan gangguan respirasi. 
  2. Derajat II (sedang) : Kasus dengan spastisitas nyata, gangguan menelan (disfagia) dan gangguan respirasi. 
  3. Derajat IIIa (berat) : Kasus dengan spastisitas berat disertai spasme berat.
  4. Derajat IIIb (sangat berat) : Sama dengan tingkat IIIa disertai adanya aktivitas simpatis berlebihan (disotonomia).
Gambaran umum yang khas pada tetanus adalah berupa badan kaku dengan epistotonus, tungkai dalam ekstensi, lengan kaku dengan tangan mengepal, biasanya kesadaran tetap baik. Serangan timbul paroksismal dapat dicetuskan oleh ransangan suara, cahaya maupun sentuhan, akan tetapi dapat pula timbul spontan. Karena kontraksi otot yang sangat kuat dapat terjadi asfiksia dan sianosis, retensi urin bahkan dapat fraktur collumna vetebralis (pada anak). Kadang dijumpai demam ringan dan biasanya pada stadium akhir.

Gejala klinis dari penyakit tetanus antara lain :
  • Badan kaku dengan opistotonus. 
  • Tungkai dalam ekstensi.
  • Lengan kaku dengan tangan mengepal.
  • Kesadaran tetap baik 
  • Masa inkubasi berkisar antara tiga hari sampai empat minggu, kadang – kadang dapat lebih lama, rata-rata 8 hari. 
  • Tetanus dapat timbul sebagai tetanus local, terutama pada organ yang telah mendapat imunisasi.
  • Gejalanya berupa spasme persisten pada kelompok otot dekat luka yang terkontaminasi.
  • Nervus terganggu : III, IV, VII, IX, X dan XII. 
  • Penting diperhatikan bahwa adanya spasme otot disekitar luka mungkin merupakan gejala awal dari tetanus (Batticaca, 2008, p. 126).
Komplikasi
Komplikasi tetanus meliputi :
Kegagalan respirasi
Komplikasi sistem pernapasan antara lain atelektasis, aspirasi pneumonia dan bronkhopneumonia yang ada umumnya berhubungan dengan kesulitan pasien untuk mengeluarkan secret. Spasme laring biasanya berlarut – larut dan terus – menerus sehingga menimbulkan hipoksia.
Sepsis
Komplikasi yang paling berat adalah sepsis dengan atau tanpa bakteriemi dengan sindroma sepsis yang berkembang cepat. Sumber potensial dari sepsis adalah luka tracheostomi, pemberian cairan intravena, kateter, tubeventilator, nebulizer dan dekubitus.
Gangguan keseimbangan cairan elektrolit
Berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan melalui hyperhidrasi dan yang lebih jarang sekrelis saliva yang berlebihan.
Fraktur
Terutama pada tulang vertebra thorakal 4 – 6. Kadang – kadang vertebra lumbal dan manubrium. Disebapkan oleh karena kejang yang sangat kuat (Batticaca, 2008, p. 126).

Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang karateristik untuk tetanus. Pada pemeriksaan darah, jumlah lekosit mungkin meningkat, laju endap darah sedikit meningkat, pemeriksaan cairan serebrospinal masih dalam batas normal. Tingkat serum enzim otot mungkin meningkat. Diagnosis ditegakan secara klinis dari anamnesa dan pemeriksaan fisik dan tidak tergantung pada konfirmasi bakteriologis (Batticaca, 2008, p. 127).

Penatalaksanaan Medik
  • Pemberian anti toksin seperti anti toksin 20.000 IV/IM 
  • Pemberian anti kejang seperti diazepam 4 mg/kgBB/ dibagi dalam 6 dosis. 
  •  Pemberian antibiotik seperti penisillin prokain 2-3 hari 50.000 U/kgBB/hari (Batticaca, 2008, p. 128).
Perawatan
  • Merawat dan membersihkan luka. 
  • Isolasi pada ruang yang tenang bebas dari rangsangan luar 
  • Mengatur cairan dan elektrolit (Batticaca, 2008, p. 128).
Mudah-mudahan bisa bermanfaat..
Askep tentang tetanus menyusul...!!! Askepnya Klik Disini

2 komentar: