Pages

Konsep Dasar Morbili

Konsep Medis Morbili
Kali ini Katumbu akan menshare sedikit tentang Konsep Dasar Morbili atau Campak.

Pengertian
Morbili adalah penyakit virus akut menular yang ditandai dengan tiga stadium kataralis (prodromal), stadium erupsi dan stadium konvalensi. (Ngastiah : 1997 ; 351)
Morbili adalah penyakit infeksi virus akut menular yang ditandai dengan tiga stadium yaitu stadium kataralis, stadium erupsi dan stadium konvalensi. Penularan terjadi dengan melalui droplet dan kontak langsung dengan pasien. (Arief Mansjoer dkk : 2000 ; 417)
Morbili adalah suatu penyakit akut menular yang ditandai oleh tiga stadium ; (1) Stadium inkubasi yang berlangsung kurang lebih 10-12 hari disertai tanda-tanda atau gejala, (2) Stadium prodromal yang disertai suatu enantem (bercak koplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan, coryza, dan batuk yang semakin berat ; dan (3) Stadium akhir dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut, pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi. (Nelson : 2000 ; 1068)
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa morbili merupakan suatu penyakit yang menular melalui droplet atau kontak langsung yang bersifat akut dan disebabkan oleh virus, ditandai dengan 3 stadium yaitu stadium kataralis, stadium erupsi dan stadium konvalensi.

Etiologi
Virus morbili terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama stadium kataralis sampai 24 jam setelah timbul bercak dikulit, cara penularan dengan droplet dan kontak langsung. Virus morbili ini suatu virus RNA yang termasuk dalam family Paramiksovirdae, genus morbili virus dikenal hanya satu tipe antigen saja yang strukturnya mirip dengan virus penyebab parotitis epidemis dan parainfluenza. Virus tersebut ditemukan didalam sekret nasofaring, darah dan air kemih, paling tidak selama periode prodromal dan untuk waktu yang singkat setelah munculnya ruam kulit, pada suhu ruangan virus tersebut dapat tetap aktif selama 34 jam.
Virus campak dapat diisolasi dari biakan primer jaringan ginjal janin manusia dan kera rhesus. Perubahan sitopatik biasanya terlihat 5-10 hari terdiri atas sel-sel raksasa berinti banyak disertai inklusi-inklusi intranuklir, antibodi yang beredar dalam darah dapat dideteksi pada saat munculnya ruam-ruam kulit.
Patofisiologi
Lesi-lesi utama campak ditemukan pada kulit penderita mukosa nasofaring, bronchus, saluran cerna dan konjungtiva disekitar pembuluh kapiler pembentukan eksudat serosa disertai proliferasi sel mononuklir dan sejumlah polimorfonuklir, selain itu terdapat hiperplasia jaringan limfoid, terutama usus buntu dimana dapat ditemukan sel reksasa berinti banyak dengan diameter hingga 100 (sel retikulo endotel). Pada kulit reaksi terutama terjadi disekitar kelenjar sebasea dan folikel-folikel rambut, bercak koplik terdiri atas eksudat serosa dan proliferasi sel-sel endotel serupa dengan yang terdapat pada lesi-lesi kulit, terdapat reaksi peradangan umum pada mukosa pipi dan faring yang meluas ke jaringan limfoid dan mukosa trakheobronchial. Pneumonitis interstitial oleh virus campak berbentuk pneumonia sel raksasa Heeht. Bronchopneumonia dapat terjadi sekunder terhadap infeksi bakteri.

Manifestasi Klinis
Penyakit morbili dibagi dalam 3 stadium, yaitu :
  1. Stadium Kataralis (prodromal) : Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai panas tubuh, malaise (lemah), batuk, fotofobia (silau), konjungtivitis dan coryza (katar hidung), menjelang akhir stadium kataralis dan 24 jam timbul enantema (ruam pada selaput lendir), timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi jarang dijumpai bercak koplik berwarna putih kelabu sebesar ujung jarum dan dikelilingi eritema. Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah, jarang ditemukan dibibir tengah palatum, kadang-kadang terdapat makula halus yang kemudian menghilang sebelum stadium erupsi. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopeni, secara klinis gambaran penyakit menyerupai influenza, diagnosa diperkirakan dapat dibuat bila ada bercak koplik dan pasien pernah kontak dengan pasien morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.
  2. Stadium Erupsi: Coryza dan batuk-batuk bertambah, timbul enantema atau titik merah dipalatum mole kadang-kadang terlihat pula bercak koplik. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai meningkatnya suhu tubuh, diantara makula ada kulit yang normal, mula-mula makula timbul dibelakang telinga dibagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang pipi, dalam 2 hari bercak-bercak menjalar ke muka, lengan atas, dada, punggung, perut, dan tungkai bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit, rasa gatal dan muka bengkak, ruam mencapai anggota bawah umumnya pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan didaerah leher belakang, terdapat juga sedikit splenomegali serta sering pula disertai diare dan muntah.
  3. Stadium Konvalensi : Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama kelamaan akan hilang sendiri, selain hiperpigmentasi sering pula ditemukan kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognamonik untuk morbili, pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali jika ada komplikasi seperti encephalitis, bronchopneumoni dan otitis media akut.
Pengobatan dan Penanganan medis
Demam dapat diatasi oleh antipiretik, istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat, mungkin diperlukan humidifikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk yang mengganggu dan mempertahankan suhu yang hangat. Selama penderita mengalami stadium fotofobia, mereka harus dilindungi dari pemaparan terhadap cahaya yang kuat, komplikasi otitis media dan pneumoni memerlukan pengobatan antimikroba yang sesuai.
Penderita diisolasi untuk mencegah penularan, perawatan yang baik perlu diperhatikan, terutama hygiene kulit, mulut dan mata. Perbaikan keadaan umum dan simtomatik boleh diberikan antipiretik dan antitusif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar